Selamat Datang

Selamat Datang di rumah kata Asihocan.

Senin, 10 Januari 2011

Ssatra Nusantara

LAPORAN PEMENTASAN DRAMA UMANG-UMANG

PENDAHULUAN
 Drama umang-umang merupakan drama besar yang di pentaskan oleh Lakon Teater. Drama umang-umang di tampilkan di dua kota  yaitu di Auditorium PKM UPI Bandung pada tanggal 20-21 November dan Cianjur pada tanggal 30 November sampai 2 desember. Drama umang-umang disutradarai oleh Dedi Warsana.
SINOPSIS
Waska, seorang pemimpin perampokan besar-besaran tengah merencanakan strategi perampokan dengan para pengikutnya. Tetapi muncul satu masalah yang menimpa diri waska, ia tidak berkutik ketika sebuah penyakit aneh menggerogoti dirinya. Ia sering dibuat kaku oleh penyakit itu. Para pengikutnya pun dibuat resah dan sedih dengan keadaan pemimpinnya yang sekarat.
            Ranggong dan Borok anak buahnya yang setia sibuk mencari ramuan yang dapat menyembuhkan penyakit pimpinannya itu. Lalu mereka mencari sepasang dukun sakti yang dapat membuat ramuan dadar bayi. Dengan susah payah mereka memaksa dukun itu untuk membuatkan ramuan dadar bayi yang dapat memperpanjang usia manusia.
            Berkat ramuan itu, Waska dapat hidup normal kembali. Ranggong dan Borok pun ikut meminum ramuan tersebut. Dan karena ramuan itu, mereka tidak bisa mati. Bagaimana pun mereka berusaha membunuh diri mereka sendiri, tetap tidak bisa. Akankah mereka berhasil mewujudkan keinginan mereka?
TOKOH DAN PEMAIN
1.      Yussak Anugrah sebagai Semar, Waska.
2.      Sahlan Bahuy sebagai Ranggong.
3.      Chandra Kundapawana sebagai Borok.
4.      Aggung Purnama Putra sebagai Debleng.
5.      Agung Kurniawan sebagai Gustav.
6.      Dwi Aryanto Arnando sebagai Buang.
7.      Sandi ‘Qming’ Setiawan Sentosa sebagai Jafar.
8.      Jajang arkidam sebagai Juru kunci, Engkos.
9.      Ayu Suminar sebagai Bigayah.
10.   Dedi Warsana sebagai Jonathan/seniman.
11.  Wildan Tangginas sebagai Mbah Albert.
12.  Lela Siti Nurlalila sebagai Mbah Putri.
13.  M. Ramllan sebagai nabi.
14.  Femia Yuniastuti sebagai Mbok Jamu.
15.  Ilda M. Jauhari sebagai anak juru kunci.
16.  Ratih puspitasari sebagai satu, Ibu titi.
17.  Annisa Anggraini sebagai tukang pijat, Ibu Samad.
18.  Dewi Kartika sebagai koor.
19.  Dwi zahra sebagai dua, koor.
20.  Kristiawan sebagai anak kecil.
PENULIS NASKAH
Diantara delapan bersaudara, arifin mengaku berparas paling jelek. Anak kedua Mohammad adanan, penjual sate keturunan kiai, menggeluti kegiatan puisi dan teater sejak di SMP. Bersekolah di Yogyakarta, ia bergabung dengan Lingkar Drama Rendra, dan menjadi anggota Himpunan Sastrawan Surakarta.
            Sajak pertamanya. Langgar Purwodiningratan, mengenai mesjid tempat ia bertafakur. Naskahnya Lampu Neon, atau Nenek tercinta, memenangkan sayembara Teater Muslim, 1967. Ia kemudian bergabung dengan teater tersebut. Setelah selesai kuliah di Fakultas Sosial Politik Universitas cokroaminoto, ia pindah ke Jakarta. Ia mendirikan teater Kecil (Teater Ketjil).
            Lakon-lakonnya antara lain: Kapal-kapal (1970), Tengul (1973), Madekar dan Tarkeni (1974), Umang-umang (1976), dan Sandek Pemuda Pekerja (1979). Lakon Kapai-kapia dimaonkan orang dalam bahasa Inggris dan Belanda di AS, Belgia, dan Australia. Pada tahun 1984, ia menulis lakon Dalam Bayangan Tuhan atawa Interogasi.
TENTANG PEMENTASAN
Pementasan Umang-umang sendiri cukup menarik banyak nilai-nilai yang disampaikan kepada penonton. Misalnya saja tidak enak juga hidup abadi sementara sahabat-sahabat sudah tidak ada. Hidu pun menjadi tidak berarti. Naskah karya Arifin ini memang syarat akan nilai-nilai. Waska pun merampok karena keadaan yanya memaksanya. Anak buah Waska pun begitu setia kepada Waska hingga mereka rela melakukan apa saja asal Waska bisa tetap hidup. Pementasan drama ini menarik denagn ditambahkan nyanyian-nyanyian seta para pemain yang total memainkan perannya masing-masing.
            Pementasan diawali dengan munculnya Semar sebagai pembuka cerita. Penonton dituntun oleh Semar untuk memasuku pementasan drama ini. Drama ini melibatkan banyak pihak dari mulai penata musi, penata kostum, koreografer dan koor . Sealin itu ada cinta yang tulus yang diberikan Bigayah untuk Waska meskipun Waska tak pernah merespons ketulusan hati Bigayah. Sekeras apapun usaha Bigayah tetap tidak meluluhkan hati Waska. Begitu pula Ranggong Dan Borok yang begitu setia kepada Waska. Dalam pementasan Jumat Malam tanggal 20 November 2009 kemarin, sayangnya tidak ada diskusi. Tentunya akan lebih menarik kalau diadakan sebuah diskusi untuk berbagi cerita tentang proses pementasan drama Umang-umang. Mungkin tidak ada diskusi dikarenakan waktu sudah terlalu malam serta pementasan yang terlamnat sekitar 30 menit. Waska disatu sisi adalah orang yang bertanggung jawab kepada anak buahnya dia merampok untuk kehidupan anak buahnya tetapi disisi lain hal yang dilakukan Wasta salah yaitu dengan cara merampok. Jadi teringan cerita Si Pitung yang merampok untuk kebaikan. Dan pada akhirnya Waska, Ranggong dan Barok tidak merasa nyaman hidup abadi hinga akhirnya mereka tertidur dan mereka tertidurketika terbangun mereka sudah melihat jasad diri mereka.
PENUTUP
Pementasan drama ini sangat menarik untuk ditonton karena menyampaikan nilai-nilai yang bisa diambil hikmahnya. Perpindahan adegan satu ke adegan berikutnya sangat bagus serta ditambah dengan nyanyian dan tarian serta musik yang menambah susana drama menjadi lebih hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar